Penentuan Akhir Hidupmu
Ibnu Katsir mengatakan:
فَإِنَّ الْكَرِيْمَ قَدْ أَجْرَي عَادَتَهُ بِكَرَمِهِ أَنَّهُ مَنْ عَاشَ عَلَى شَيْءٍ مَاتَ عَلَيْهِ وَمَنْ مَاتَ عَلَى شَيْءٍ بُعِثَ عَلَيْهِ
“Allah yang maha pemurah memiliki kebiasaan bahwa siapa saja yang mengisi hidupnya dengan sesuatu dia akan mati dengan membersamai sesuatu tersebut. Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan melakukan sesuatu dia akan dibangkitkan dari kubur sambil melakukan hal tersebut.” (Tafsir Ibnu Katsir QS Ali Imran: 102)
Inilah kebiasaan Allah untuk makhluknya atau sunnatullah.
Siapa yang mengisi hidupnya dengan sesuatu dia akan mati dalam keadaan melakukan hal tersebut.
Siapa yang mengisi hidupnya dengan ketaatan dan amal shalih akan meninggal dunia dalam kondisi melakukan ketaatan.
Ini berlaku jika ketaatan tersebut dilakukan sepenuh hati, lahir batin.
Orang yang mengisi hidupnya dengan ketaatan namun meninggal dunia dalam kondisi bermaksiat alias suul khatimah adalah orang yang melakukan ketaatan secara lahiriah semata. Ada motivasi yang tidak benar di hatinya ketika melakukan ketaatan dan amal shalih.
Inilah pentingnya selalu memeriksa kondisi hati dan niat.
Siapa yang mengisi hati dan hatinya dengan main catur alias kecanduan main catur kemungkinan besar saat ditalqin untuk baca kalimat tauhid yang keluar dari lisannya malah istilah-istilah catur.
Siapa mengisi hati dan cintanya dengan cinta kepada lawan jenis terlebih jika itu cinta yang terlarang semisal wanita bersuami tergila-gila mencintai suami orang insya Allah akan meninggal dunia sambil menyebut nyebut nama kekasih pujaan hatinya tersebut.
Demikian sunnatullah di dunia ini.
Siapa yang meninggal dunia dalam kondisi melakukan sesuatu dia akan dibangkitkan dari alam kuburnya sambil melakukan sesuatu tersebut.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan bahwa orang yang meninggal dunia dalam kondisi berihram akan dibangkitkan sambil membaca talbiyah.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.